Jumat, 22 Maret 2013

Akibat Salah Kamar

Diperkosa Akibat Salah Kamar

Saya bangga dengan jati diriku sebagai seorang gay! Dan kebetulan sekali
saya horny sekali. Sudah tak terhitung jumlah cowok yang pernah
kutiduri. Semuanya kungentotin dengan penuh nafsu dan tentunya dengan
kondom! Di kalangan teman-teman homoseksualku, saya dikenal sebagai
Master Ngentot. Tak jarang, mereka antri hanya ingin merasakan kontolku
menghajar anus mereka. Bahkan ada beberapa cowok yang kutemui di
internet yang mengaku straight tapi pensaran bagaimana rasanya disodomi.
Dengan senang hati, kusodomi mereka sampai mereka berteriak-teriak penuh
kenikmatan. Tak pernah ada pikiran untuk disodomi karena saya seorang
top sejati.

Suatu hari, entah mimpi apa aku semalam, saya memenangkan voucher
menginap di sebuah hotel di Bali selama 3 hari dan 3 malam. Berhubung
voucher-nya hanya satu, hanya saya yang pergi. Enak juga, jauh dari ortu
untuk sesaat. Saya bisa berbuat semaunya:) Di umurku yang ke 24 ini,
saya merasa lebih butuh ruangan untuk bernapas, tanpa dikendalikan
orangtua. Saya membayangkan diriku bertemu dengan bule-bule yang tampan
dan gagah berotot. Aahh.. Pasti enak mengentotin mereka. Saya memang
homoseksual, tapi saya 'top'. Saya pantang dingentot! Namun pada malam
pertamaku menginap di hotel itu, saya belajar bahwa dingentotin itu enak
juga.

Malam itu, saya sedang asyik tidur-tiduran seraya menonton TV. Saat itu,
saya baru saja mandi dan hanya berbaring di atas ranjang dengan
mengenakan handuk. Acara yang sedang ditayangkan kebetulan tentang
kontes pria macho. Di luar negeri, tidak hanya wanita saja yang
dikonteskan. Para pria pun dikonteskan. Prosedurnya hampir sama, hanya
saja dalam kontes pria, yang ditonjolkan adalah sisi kejantanan dan
maskulinitas. Mataku membelalak menyaksikan pria demi pria berjalan
mempertontonkan tubuh mereka yang indah berotot dalam balutan celana
renang yang minim. Wah, kontol mereka tercetak jelas walaupun mereka
tidak sedang ngaceng!

Merasa agak 'kepanasan', saya pun memain-mainkan kontolku. Handuk yang
melilit di pinggangku, kusibakkan dan saya menikmati sesi masturbasiku.

"Aahh.." desahku, membayangkan para pria ganteng itu menyembah kakiku
dan mempersembahkan lubang anus mereka yang masih perjaka kepadaku.
Aahh.. Mana tahan.
"Oohh.. Aahh.. Uuhh.."

Dalam otakku yang bejat, kubayangkan saya mengentotin mereka bergantian.
Kontolku membobol keperjakaan mereka dan menghabisi mereka satu demi
satu, hingga tak ada lagi perjaka dalam kontes itu. Semuanya telah
kungentotin. Dan saat fantasi mesumku berakhir, berakhir pula sesi
masturbasiku dengan..

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CRROOTT!! Kontolku berdenyut-denyut,
memuntahkan lahar panas keputihan. Perutku berkontraksi, dan tubuhku
mengejang-ngejang. Pejuhku muncrat ke atas dan mendarat di atas tubuhku
dan juga ranjang.

"AARRGGHH!! AARGGHH!! AARRGGHH!!" erangku, menikmati orgasmeku. Dan
ketika semuanya usai, saya merasa kelelahan. Saya pun mengantuk dan
ingin tidur. Tanpa peduli bahwa saya masih telanjang dan belepotan
pejuh, kututup mataku dan tidur.

Dalam tidurku, tanpa kuketahui, pintu kamarku terbuka. Meskipun hotelnya
mewah, namun peralatan kuncinya masih menggunakan kunci konvensional.
Dan sialnya, saya lupa mengunci pintuku. Seorang pria berjinjit masuk
lalu mengunci pintu itu kembali. Dengan pandangan penuh nafsu, dia
menelan pemandangan di mana saya terbaring telentang dengan handuk
tersibak. Kontolku yang kempes belepotan pejuh. Saat saya tersadar
adalah saat ketika saya merasa dicium seseorang. Saya kaget setengah
mati. Seorang pria berada di atas ranjangku. Tapi saya tak mengenalnya.

Pria itu lumayan ganteng. Umurnya sekitar 30an. Badannya biasa-biasa
saja, namun masih terbilang seksi. Rambutnya tercukur rapi dan wajahnya
terkesan gagah. Tubuhnya juga harum dengan parfum pria yang lembut dan
memabukkan. Kemudian, saya sadar bahwa pria itu telanjang bulat.
Kontolnya mengaceng tegang sekali. Fakta bahwa dia pria pribumi semakin
membuatku terangsang.

Saya ingin bertanya apa yang sedang terjadi namun tiba-tiba saya
tersadar bahwa kedua tangan dan kakiku terikat pada ranjang. Dan mulutku
disumpal celana dalam yang tak kukenal. Bau kencing dan pejuh kering
langsung menyerang hidungku. Celana dalam itu pasti kepunyaan lelaki
itu. Astaga, saya sedang diperkosa! Bukannya saya tidak menyukai dia.
Seperti kataku tadi, menurutku dia sangat tampan dan merangsang. Tapi
saya mulai ketakutan, membayangkan dia mengentotin anusku. Saya hanya
suka mengentot tapi tidak suka dingentot. Apa jadinya jika anusku yang
perjaka itu ditusuk-tusuk oleh kontol seorang pria yangs ama sekali tak
kukenal sebelumnya. Namun pria itu tersenyum ramah padaku, seolah-olah
sudah mengenalku sejak lama.

"Akhirnya loe bangun. Gue sengaja membiarkan loe tidur sebab gue gak mau
ganggu loe. Gue sengaja mengikat dan menyumpal mulutmu agar loe bisa
ngerasain 'bondage' sex (seks dengan ikatan tali). Gue bisa aja
ngelepasin sumpalan loe biar loe bisa nyedot kontol gue, tapi gue ada
ide menarik," kata pria itu, menggerayangi tubuhku.

Terikat terlentang di ranjang dengan seorang pria yang akan menyodomiku
benar-benar menakutkanku. Tubuhku gemetaran dengan rasa takut. Namun
pria itu malah mengira saya gugup.

"Tenang saja, Jimmy. Loe gak perlu tegang gitu. Nikmati aja."

"Jimmy? Dia memanggilku Jimmy? Tapi saya bukan Jimmy! Astaga, apa yang
sedang terjadi?" tanyaku panik.

Saya berusaha berteriak-teriak agar dia tahu bahwa dia telah salah
mengenali orang, namun suara yang keluar hanya suara erangan tertahan
akibat sumpalan celana kolornya yang berbau khas pria itu. Saya mulai
memasrahkan diriku, tahu bahwa tak ada jalan keluar dari kekacauan ini.

"Terus terang, gue kaget liat loe. Seharusnya loe bilang kalo loe
Chinese, soalnya gue paling suka cowok Chinese. Kalo tau loe putih mulus
begini, gue 'kan bakal datang pagian," senyumnya, cengar-cengir seperti
kuda. Biarpun begitu, wajahnya masih terlihat tampan dan gagah. Pria itu
kemudian memposisikan tubuhnya tepat di atas tubuhku. Mata kami
bertatapan. Kulihat nafsu berkobar-kobar di matanya.

"Kayaknya lebih enakan ketemu face-to-face begini daripada lewat
chatting," komentarnya.

Rupanya pria ini dan Jimmy saling mengenal lewat chatting. Pasti Jimmy
tidak memberikan fotonya sehingga pria ini salah mengenaliku dan mengira
saya Jimmy. Astaga, bagaimana kekacauan ini bisa terjadi?

Pria itu lalu menggosok-gosokkan kontolnya yang ngaceng ke perutku.
Gosokannya menimbulkan sensasi aneh di seluruh tubuhku dan merangsang
kontolku. Kontolku pun bangun dari tidurnya, menusuk-nusuk
selangkangannya. Pria itu tersenyum mesum melihat kontolku ngaceng.

"Ngaceng lagi, yach? Sorry yach, gue telat datang. Jadinya loe mesti
main sendiri deh. Tadi gue liat pejuh loe di mana-mana. Pasti orgasme
tadi hebat banget. Tapi bakal lebih hebat lagi kalo loe bersama gue. Gue
janji bakal bikin loe melayang ke surga, sayangku," bisiknya sambil
tetap menggosok-gosokkan kontolnya. Semakin lama, gosokannya menjadi
semakin kencang dan napasnya mulai memburu-buru. Dapat kurasakan cairan
hangat membasahi perutku. Pasti kontolnya mengeluarkan precum. Dia pasti
sedang bermasturbasi sambil menggunakan tubuhku.

"Aahh.. Oohh.. Aahh.. Gue.. Mmaauu.. Aahh.. Kkeelluuaarr.. AaAARRGGHH!!"
Dan muncratlah pejuhnya ke depan.

Pejuhnya tersemprot jauh ke depan dan mengenai mukaku. Sambil mengerang
dan mengejang, pria itu menikmati orgasmenya.

"AARRGGH!! OOHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!" Pejuh terus-menerus ditembakkan
keluar sehinga ketika semuanya usai, saya sudah bermandikan pejuh pria itu.

"Aahh.." Mukanya nampak letih sekali. Dugaanku bahwa setelah orgasmenya,
dia akan melepaskanku. Tapi saya salah. Pria itu masih punya agenda
lain, yakni mengentot anusku!

"Aahh.. Enak banget, Jimmy. Thanx," katanya. Pria itu bangkit dan
membersihkan tubuhnya dari noda-noda pejuh.

"Omong-omong, loe ingat ama chatting kita yang terakhir. Loe bilang
bahwa kalo kita ketemu, loe pengen dientot ama gue. Berhubung sekarang
kita udah ketemu, gue rasa ini merupakan saat yang tepat," sambung pria
itu seraya mengocok-ngocok kontolnya.

Saya ketakutan dan ingin berteriak namun tanpa daya. Diikat seperti itu,
tak mungkin saya meloloskan diri.

"Rasakan kontol gue," katanya.

Sengaja, didekatkannya kontolnya yang tegang dan basah itu ke wajahku.
Sosis itu kemudian dipukul-pukul ke wajahku. Saya hanya terdiam,
ketakutan. Noda-noda precum menodai wajahku. Sebagian mendarat di lubang
hidungku. Aroma kelaki-lakian pun tercium tajam dan menyengat. Sebagai
homoseksual, saya terangsang!

Tiba-tiba, dia kembali menggerayangin tubuhku dan memposisikan kontolnya
tepat di depan anusku. Berhubung kedua kakiku diikat terentang
lebar-lebar, dia takkan menemui kesulitan yang berarti dalam
mengentotinku. Kemudian, tanpa aba-aba, dia langsung membenamkan kepala
kontolnya masuk ke dalam lubangku.

"MMPPHH!!" erangku, tersumpal celana dalamnya.

Sakit sekali. Saya merasa seolah-olah anusku dibelah dan ditarik
membuka. Air mataku berlinang keluar, namun pria itu tidak
memperdulikannya. Malahan, dia menjadi semakin bersemangat untuk
menghabisi pantaku. Kontolnya keluar masuk lubang duburku, meninggalkan
noda-noda precum di dalam duburku. Yang paling tak kusuka adalah rasa
panas yang membakar anusku serasa anusku akan sobek.

Kontolku terperangkap di antara tubuhnya dan tubuhku. Gerakan ngentot
pria itu secara tidak langsung telah memasturbasi kontolku.

"Mmpph.. Mmpphh.." erangku, merasakan nikmat dan sakit sekaligus.
Kebingungan melanda diriku. Saya benci dingentot namun sekarang saya
mulai menyukainya.

"Hhppff.. Mmppff.. Mmppff.." erangku menggeliat-geliat sementara kontol
pria itu terus menerus menyerangku. Kepala kontolku terus-menerus
bergesekkan dengan perutnya hingga pejuhku mulai terpompa keluar.

Seiring dengan berdenyut-denyutnya anusku akibat orgasme, kontol pria
itu tercekik di dalam dan memaksanya untuk berejakulasi. Maka..
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!

"AARRGG!! AARGGHH!! AARRGHH!! UUGGHH!! AARRGGH!!" erangnya sambil
menghentak-hentakkan tubuhnya. Pejuh hangat membanjiri kanal
pembuanganku, membuatku merasa becek dan penuh. Kontolnya masih
bergerak-gerak di dalam anusku.

"Aahh.." desahnya saat tak ada lagi pejuh yang muncrat dari lubang
kontolnya.

CCROOTT!! Letih dan lemas, pria itu menarik keluar kontolnya dengan
suara PLOP! Napas kami berdua terengah-engah dan berat sekali. Keringat
membasahi tubuh kami. Pria itu memelukku lagi dan kali ini saya tidak
melawannya.

Saat pria itu membebaskanku dari ikatan dan sumpalan, barulah saya
mengatakan padanya bahwa dia telah salah kamar. Dia pun panik dan
buru-buru meminta maaf dan memohon agar saya tidak melaporkannya ke
polisi. Saya tersenyum dan menciumi bibirnya.

"Tenang aja. Gue juga homo, kok. Tapi saya akan menutup mulutku asalkan
loe berjanji untuk mengentotku lagi. Bagaimana?" tanyaku. Pria itu pun
menyetujuinya seraya menciumiku balik. Aahh..

Kami pun kembali bergumul di ranjang. Kontol pria itu bangkit kembali,
begitu pula dengan kontolku. Pria itu menciumiku dengan lidahnya. Saya
menyerahkan driku sepenuhnya dan membiarkan lidahnya masuk. Oh,
nikmatnya berciuman.. Dengan bernafsu, pria itu memposisikan badanku
dalam posisi doggy-style. Saya tak melawan, dan malah ingin merasakan
hajaran kontolnya lagi. Lalu..

"AARRGGHH!!" erangku saat kontol itu kembali masuk dan menghajar anusku
yang masih agak perih itu.

Semalaman kami bermain cinta. Saat pagi menjelang, ranjang kami sudah
basah dengan pejuh! Saya jadi kasihan dengan Jimmy, siapa pun dia. Tapi
yang penting, malam itu saya mendapat kepuasan yang tak terhingga dan
saya senang pria itu nyasar ke kamarku.

Sejak saat itu, saya terlahir kembali. Kini saya suka menjadi keduanya:
top dan bottom. Saya suka mengentot dan dientot. Julukanku pun diganti
menjadi Master of Gay Sex!



Diposkan oleh
Nameless