Minggu, 31 Agustus 2014

Bercinta Hebat dengan Guru SMA-Ku

Ini awal kisah gay ku. Kejadiannya sekitar tahun 2001. Saat itu aku masih
kelas 1. Masih murid baru tepatnya. Begini ceritanya.
Aku awalnya kaget mendengar nama ku disebut sebagai salah satu siswa
dengan nilai tertinggi saat mengikuti ujian masuk SMA. Aku urutan kedua
saat itu. Dimana Rico merupakan posisi pertamanya. Setelah masuk kelas,
seorang guru masuk dengan santainya. Dengan wajah putih penuh senyum dia
menyapa kami semua. Namanya Pak Chandra. Dia ternyata adalah wali kelas
kami yang terpilih. "Mhmh, perkenalkan. Saya Chandra, guru olahraga
disini. Saya adalah wali kelas kalian .. !", ungkapnya. "Mhmh. Pantesan
ototnya keren, guru olahraga ternyata .. !!", gumamku dalam hati. "Kalian
kalo ada masalah ungkap saja ama saya. Jangan sungkan-sungkan. Ada
pertanyaan ?", sambungnya. Seorang gadis tiba-tiba mengangkat tangannya.
"Nama saya Nia, Pak ! Saya mau tanya, apa bapak sudah married ?", Nia
bertanya tanpa malu-malu. Seluruh kelas langsung riuh karena pertanyaan
nyentrik dari Nia. "Saya masih Single. Sekarang juga belum punya pacar.
Jadi, I'm Single n Jomblo !", jawab Pak Chandra sambil tersenyum malu.
Acara perkenalan itu berlangsung lama hingga bel istirahat pun berbunyi.
Kejadian ini terjadi sekitar 2 bln kemudian. Saya mulai dekat dengan Pak
Chandra karena saya ditunjuk oleh teman-teman untuk menjadi ketua kelas.
Jika dilihat dari penampilan, saya memang termasuk bocah yang atletis.
Tinggi saya 175 cm dengan berat 64 kg. Perut saya juga ramping dan sangat
sexy. Saya jauh dari kesan sissy yang merupakan bukti otentik bahwa
seseorang itu gay. Saat itu saya di sekolah hingga sore hari. Setelah
membawa absen ke ruang tata usaha, saya menuju ke ruang guru untuk pamitan
ke Pak Chandra. Secara dah jam 4. Jika bukan gara-gara ulangan Olahraga,
saya ga bakalan sampe sore di sekolah. Ruang guru sangat hening saat itu.
Yang aku liat cuman tukang sapu sekolah yang lagi bersihin lapangan basket
yang sangat luas. Keringatnya bercucuran. "Kasian !!", pikirku. Aku lalu
melanjutkan langkahku ke ruang guru. Lalu aku terkaget dengan suara
desahan dari dalam kamar mandi. Dengan pelan-pelan kudekatkan kepalaku ke
arah kamar mandi. Saya terkaget setengah mati. Ternyata yang di dalam
sedang mendesah adalah Pak Chandra yang sedang onani alias coli. Bajunya
diangkat sampai ke dada sedangkan celana olahraga yang ia kenakan
diturunkan samapi lutut. Saya menikmati pemandangan itu. Tampak punggung
nya yang saksi sedang berkeringat. Pantatnya yang montok. Akh. Aku menelan
ludahku. Tanpa sengaja aku menyenggol pintu tua yang merupakan pintu wc
sehingga menimbulkan bunyi yang agak sedikit ribut. Pak Chandra kaget
setengah mati. Dia lalu merapikan dirinya. Dia keluar dan melihatku. "Maaf
Pak .. !!", ujarku dengan suara terbata-bata. "Ga pa pa. Dari tadi kamu
disini ?", tanya pak Chandra. "Iya Pak !", jawabku lagi. "Jadi kamu liat
bapak tadi lagi apa ? Mhmh. Hehe. Bapak jadi malu. Tapi pasti kamu biasa
koq ngelakuin ini. Secara cowok normal kan ?", bela Pak Chandra. "Iya
Pak", jawabku gugup. "Tapi Bapak pernah cobain sesuatu ga Pak ?", sambung
ku dengan suara agak sedikit bernafsu. "Apaan ?", tanya Pak Chandra
penasaran. "Ini Pak,..!!", jawabku sambil memegang kontol Pak Chandra yang
menonjol dan masih menegang di dalam celana bolanya. "Abi, .. Kamu, ...
Akh ... !!", Pak Chandra mulai tampak menikmati permainan tanganku. Lalu
Pak Chandra tiba-tiba mencium ku dengan hebat. Mhmh. Nikmatnya tiada tara.
Bibirnya beradu dengan bibirku. Tanganku tak berhenti memegang kontolnya
yang besar. Dada nya yang bidang juga tidak luput dari tanganku. Dia lalu
memegang kontolku juga. Akh, nikmat sekali. Kubuka bajunya, dia pun
membuka bajuku. "Ini pertama buat saya Bi .. !", ujarnya kepadaku. "Ini
juga pertama buat saya Pak. Tapi kita enjoy aja. Anggap saya ceweknya
Bapak ... !", jawabku santai sekarang. Kuturunkan wajahku dan kujilat
kontol Pak Chandra. Saking gedenya ntu kontol, aku sering kali
tersedak-sedak. "Kontolnya gede banget Pak. Abi suka !!!", jawabku sambil
nyepong kontol Pak Chandra. Lalu tiba-tiba Pak Chandra mengangkat tubuhku.
"Aku udah ga tahan Bi. Kamu yang minta saya perlakukan sebagai pcar
cwekku..!",ujarnya. Aku lalu dibuatnya tengkurap. Dia lalu mengelus-elus
pantatku. "Izinkan Bapak mencoba lubang nikmatmu Bi", katanya sopan tapi
dengan suara mendesah. "Iya Pak !", jawabku singkat. Aku belum mengetahui
gimana rasa nya disodomi. Apalagi dengan kontol besar seperti itu. Namun
nafsu masih menguasai ku. Kurasakan kepala kontol Pak Chandra sudah mulai
mengambil ancang-ancang di depan lobang pantatku. Sedikit demi sedikit dia
coba masukkan. "Sakit Pak,..!!", keluhku ketika kepala kontol Pak Chandra
masuk di lubang anusku. "Sabar ya ... Dikit lagi .. ", kata Pak Chandra
sambil mencium bibirku. Sampai akhirnya kontol besar itu masuk ke dalam
sepenuhnya. "Akh,...", keluhku sakit. Pak Chandra lalu menciumku agar
suara bisingku tidak terdengar sampai diluar oleh tukang sapu. Sedikit
demi sedikit Pak Chandra mulai menggoyangkan kontolnya di dalam lubangku.
"Akh,..", desahku nikmat. "Gimana ? Kamu mulai suka kan ?", tanya Pak
Chandra dengan senyuman manisnya. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Pak
Chandra pun mengentotku dengan penuh semangat. Hampir selama setengah jam
pantatku diobok-obok oleh Pak Chandra. Sakit namun nikmat. Itu yang
kurasa. Akh. Setelah beberapa saat, Pak Chandra pun mengeluarkan
spermanya. "Saya buang di dalam ya Bi,.. Dah nanggung seh enaknya ..",
pintanya. "Iya Pak...!!", jawabku. Lalu,..Crot..Crot,..Crooot.. Sperma Pak
Chandra pun melesat masuk ke dalam pantatku. Hangat dan nikmat. Akh. Pak
Chandra lalu mencium ku dan mengucapkan terima kasih karena telah
memberinya pengalaman baru. "Makasih ya Bi, ini pertamanya saya bercinta
dengan cowok. Enak banget. ", seru Pak Chandra. "Iya Pak. Makasih juga
udah mengobok-obokku pantatku...", jawabku dengan senyum puas. Sambil
tertawa kami pun mulai memakai pakaian kami lagi. "Muach..Besok-besok,
kalo bapak mau lagi, saya bakal hubungin kamu,..!!", kata pak Chandra lalu
pergi meninggalkanku ke kamar mandi tempatnya coli tadi. Aku hanya bisa
tersenyum puas sambil mengangguk mengiyakan permintaannya. Tak sabar
rsanya aku menunggu percintaan kami berikutnya. Oh, Pak Chandra...!

--
Using Opera's mail client: http://www.opera.com/mail/